Selasa, 21 Maret 2017

FAUNA ENDEMIK PULAU SUMATRA

     10 HEWAN ENDEMIK PULAU SUMATRA

1. Badak Sumatera


Nama Latin = Dicerorhinus sumatrensis
Persebaran = Taman Nasional Kerinci Seblat di Bengkulu
     Badak Sumatera adalah anggota famili Rhinocerotidae dan salah satu dari lima spesies badak. Badak ini adalah badak terkecil, memiliki tinggi sekitar 120–145 sentimeter, dengan panjang sekitar 250 sentimeter dan berat 500–800 kilogram. Seperti spesies badak di Afrika, badak ini memiliki dua cula. 

2. Kambung Hutan Sumatera


Nama Latin = Capricornis sumatraensis sumatraensis
Persebaran = Hutan Hujan tropis Sumatera
     Populasinya sudah semakin terdesak akibat perambahan hutan secara liar. Selain itu, kambing hutan sumatera ini juga masuk kedalam daftar Appendices I (hewan yang sangat langka dan tidak boleh diburu)

3. Kelinci Sumatera


Nama Latin = Nesolagus netscheri
Persebaran = Pegunungan Bukit Barisan
     Populasi kelinci Sumatra mengalami penurunan yang signifikan yang diakibatkan oleh perambahan hutan yang agresif di pulau Sumatra. Pengamatan telah dilaporkan sejak tahun 1972 sebanyak 3 kali, paling baru adalah akhir Januari 2007 ketika kamera jebakan dipasang di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
4. Harimau Sumatera


Nama Latin = Panthera tigris sumatrae
Persebaran = Sebagian pulau sumatera
     Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di Sumatera. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari. Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.

5. Orangutan Sumatera 


Nama Latin = Pongo abelii
Persebaran = Taman-taman Nasional di Sumatera
     Survei baru-baru ini tahun 2004 memperkirakan ada sekitar 7.300 ekor orangutan Sumatra yang masih hidup di alam liar. Beberapa di antaranya dilindungi di lima daerah di Taman Nasional Gunung Leuser dan lainnya hidup di daerah yang tidak terlindungi: blok Aceh barat laut dan timur laut, sungai Batang Toru Barat, Sarulla Timur dan Sidiangkat. Program pembiakan telah dibuat di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di provinsi Jambi danRiau dan menghasilkan populasi orangutan Sumatra yang baru.

6. Tokhtor Sumatera


Nama Latin = Carpococcyx viridis
Persebaran = Pegunungan Bukit Barisan
     Merupakan burung endemik Sumatera dan termasuk dalam 18 burung paling langka di Indonesia. Burung Tokhtor sumatera didaftar sebagai satwa Kritis yakni status konservasi dengan keterancaman paling tinggi. Diduga populasinya tidak mencapai 300 ekor. Burung Tokhtor Sumatera pernah dianggap punah karena sejak terdiskripsikan pada 1916 tidak pernah dijumpai lagi, baru pada November 1997 seekor Tokhtor Sumatera berhasil difoto untuk pertama kalinya oleh Andjar Rafiastanto. 
7. Gajah Sumatera


Nama Latin = Elephas maximus sumatranus
Persebaran  = Sebagian sumatera
     Gajah Sumatera berpostur lebih kecil daripada subspesies gajah India. Populasinya semakin menurun dan menjadi spesies yang sangat terancam. Sekitar 2000 – 2700 ekor gajah Sumatera yang tersisa di alam liar berdasarkan survei tahun 2000. Sebanyak 65% populasi gajah Sumatera lenyap akibat dibunuh manusia dan 30% kemungkinan diracuni manusia. Sekitar 83% habitat gajah Sumatera telah menjadi wilayah perkebunan akibat perambahan yang agresif untuk perkebunan.
8. Surili Sumatera


Nama Latin = Presbytis melalophos
Persebaran  = Seluruh Sumatera kacuali Riau dan NAD
Spesies primata yang endemik di sumatera ini menyukai habitat hutan tropis yang kering.
9. Celurut Air Sumatera


Nama Latin = Chimarrogale sumatrana
Persebaran  = Dataran Tinggi Padamg, Sumatera Barat
     Hewan ini tercantum sebagai spesies kritis terancam punah akibat hilangnya habitat dan kisaran terbatas menurut IUCN. Hewan air yang sangat jarang ditemui ini memiliki tubuh yang beradaptasi untuk hidup di air. Bentuk tubuhnya relatif besar dari celurut biasa, dengan ciri hidung lebih panjang. Bulu pendek, padat, berwarna abu-abu pada bagian belakang, bagian atas berbintik putih, dan cokelat kusam di bagian bawah. 

10. Cecurut Sumatera


Nama Latin = Hylomys Parvus
Persebaran  = Gunung Kerinci, Sumatera 
     Hewan kecil yang hanya berukuran 4-5 inci ini memiliki bau busuk, terutama ketika ia merasa terancam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar