Maskot Flora dan Fauna Provinsi Banten
Kokoleceran
Kokoleceran merupakan pohon yang mampu mencapai tinggi hingga
30 m. Pada bagian batang yang muda memiliki bulu-bulu halus dan lebat. Daun kokoleceran
menjorong atau melanset dengan tangkai daun yang panjangnya mencapai 2.2 cm.
Perbungaannya terdapat diujung daun atau diketiak daun. Bunga kokoleceran
panjangnya mencapai 7 cm. Buah tanaman endemik ini agak bulat dan mempunyai
tangkai yang pendek sekitar 5 mm panjangnya. Pada buahnya terdapat biji yang berdiameter
mencapai 1 cm.
Pohon Kokoleceran (Vatica bantamensis) merupakan
tanaman endemik yang hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon. Cara
perkembangbiakan pohon ini adalah dengan biji. Tanaman ini berkerabat dekat
dengan Resak Hiru (Vatica rassak) Yang batangnya banyak dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan dan pembuatan kapal. Pohon ini termasuk kedalam jenis
pohon yang hampir punah.
Badak Bercula Satu
Badak Jawa (Rhinoceros
sondaicus) adalah salah satu spesies terlangka di dunia dengan perkiraan
jumlah populasi tak lebih dari 50 individu di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), dan sekitar lima individu di Taman
Nasional Cat Tien, Vietnam (2000). Badak Jawa juga adalah spesies badak yang
paling langka diantara lima spesies badak yang ada di dunia dan masuk dalam
Daftar Merah badan konservasi dunia IUCN, yaitu dalam kategori sangat terancam
atau critically endangered.
Sejak tahun 1962, WWF telah memulai penelitian terhadap
populasi Badak Jawa di Ujung Kulon dengan dukungan ahli Dr. Rudolph Schenkel.
Saat ini penelitian tentang Badak Jawa masih terus dilakukan dan diarahkan
untuk memperoleh informasi penting tentang pola perilaku, distribusi, migrasi,
populasi, sex ratio, dan
keragaman genetik. Selain dari penelitian dan dukungan terhadap patroli anti
perburuan Badak Jawa , WWF-Indonesia di Taman Nasional Ujung Kulon juga
memfokuskan kegiatannya pada upaya manajemen habitat dengan harapan habitat
yang terjaga akan dapat mempertahankan populasi yang tersisa. Upaya-upaya ini
termasuk menurunkan ancaman kegiatan illegal seperti perambahan dan perburuan,
mengurangi tumbuhnya spesies tanaman pengganggu (Arenga spp) dan kompetisi lahan antara badak dengan banteng (Bos javanicus), serta meningkatkan
ketersediaan tumbuhan pakan badak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar